konnichiwa minna-san, genki desu ka.
so yeah, dikesempatan kali ini minzo akan berbagi mengenai laporan praktikum KA atau biasa yang dikenal dengan Kimia Analisa. Bagi mahasiswa Tekkim pastinya ga asing dengan praktikum ini hehe, kalau di kampus minzo praktikum KA dilaksanakan ketika semester 1 dan itu setelah praktikum mikrobiologi industri. Semoga dapat memberi gambaran yaaaa
7.1. Tujuan
percobaan
- Mengetahui metoda analisa spektrofotometri
- Mengetahui aplikasi analisa pada
spektrofotometri
- Penentuan kadar sulfat dalam sampel.
7.2. Tinjauan Pustaka
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
adri spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersbut
ditransmisikan, direflesikan atau diemisiskan sebagai fungsi dan panjang
gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibanding fotometer adalah panjang gelombang
dari sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating ataupun celah optis.
Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang
diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warnayang memepunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter
tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,
melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangakan pad
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh
dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer
tersusun dari suatu spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorpsi antara
sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar, 1984).
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-curren. Pilih yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitrasi, kemudian atur besarnya 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menujukan absorbansi suatu sampel. (Khopkar, 1984)
A.
Jenis-jenis spektrofotometri berdasarkan
sumber yang digunakan:
1. Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometer
yang sesuai untuk pengukuran didaerah spektrum ultarviolet dan sinar tampak
terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar
monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm. Komponen-komponennya
meliputi sumber-sumber sinar, monokromator dan sistem optik. (Sudjadi, 2007)
Gambar 7.1 Spektrofotometer UV-VIS
2.
Spektrofotometer infra merah
Komponen dasar spektrofotometer Infra merah
sama dengan dengan UV tampak, tetapi sumber, detektor, dan komponen optiknya
sedikit berbeda. Mula-mula sinar infra merah dilewatkan melalui sampel dan
larutan pembanding, kemudian dilewatkan pada monokromater untuk menghilangkan
sinar yang tidak diinginkan (stray radiation). Berkas ini kemudian
didispersikan melalui prisma atau grating. Dengan melewatkannya melalui slit,
sinar tersebut dapat difokuskan pada detektor (Khopkar, 1984).
Gambar 7.2 Spektrofotometer infra merah
3.
Spektrofotometer ultra violet
Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar
Tampak. Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh
suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan
pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif.
Cahaya adalah suatu bentuk energi radiasi yang
mempunyai sifat sebagai gelombang dan partikel. Sifatnya sebagai gelombang
dapat dilihat dengan terjadinya pembiasan dan pemantulan cahaya oleh suatu
medium, sedangkan sifatnya sebagai partikel dapat dilihat dengan terjadinya
efek foto listrik.
Energi radiasi
terdiri dari sejumlah besar gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
yang berbeda-beda. Bagian-bagian suatu radiasi dapat dipisah-pisahkan menjadi
spectrum elektro-magnetik.
Gambar 7.3 spektrofotmeter ultra-violet
B.
Spektrofotometer berdasarkan instrumennya
1.
Spektrofotometer sinar tunggal
-
Pelaksana biasa
Pada alatnya, khusus ada kuncian tak tembus cahaya, yang dikendalikan oleh pelaksana, yang dapat ditempatkan di muka fototabung sedemikian hingga tabung ada dalam kegelapan. Dengan kuncian ini pada kedudukannya, suatu arus kecil (“arus gelap”) mengalir didalam sirkuit fototabung sebagai akibat pemancaran termal elektron dari katoda atau barangkali suatu kebocoran kecil di dalam tabung.
-
Pengukuran diferensial
Biasanya larutan pembanding dalam spektrofotometri merupakan
pelarut murni atau larutan “blangko” atau sejenisnya, yang mengandung sedikit
atau tidak sama sekali dari zat yang ditentukan. Dengan menggunakan pembanding
ini dan pengaturan arus gelap juga ditunjukan sepanjang skala harga-harga
absorbans dan transmitan kedua larutan.
2.
Spektrofotometri sinar rangkap
Spektrofotometer
pencatat, yang secara otomatik menggambarkan absorbans larutan sebagai fungsi
panjang gelombang merupakan hampir selalu alat-alat sinar rangkap. Radiasi dari
sumber lewat melalui monohkromator seperti dalam alat sinar tunggal dan
menjumpai suatu pemotong cahaya. Pemotong cahaya digerakan oleh motor sinkron
merupakan sebuah cermin berputar dengan bentuk dan penempatan demikian rupa
hingga sinar diperkenankan lewat lurus selama separuh dari perioda perputaran
pemotong cahaya. (underwood, 1981)
C.
Kesalahan-kesalahan dalam spektrofotometri
Kesalahan dalam pengukuran secara spektrofotmetrik dapat timbul banyak sekali. Banyak dapat dicegah dengan memperhatikan dan dengan pikiran sehat. Sel-sel contoh harus bersih. Beberapa zat (misalnya protein) kadang-kadang melekat sangat kuat pada sel dan dapat dicuci bersih hanya dengan kesukaran. Sidik jari dapat menyerap radiasi ultraungu. Penempatan sel dalam sinar harus dapat ditiru kembali. Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optik. Peneraan panjang gelombang dari alat harus diteliti kadang-kadang, dan penyimpangan atau ketikstabilan dalam sirkuit harus diperbaiki. Kita tidak boleh mengumpamakan bahwa hukum beer berlaku bagi semua sistem kimia yang belum diuji. Ketidaktetapan contoh dapat menyababkan kesalahan-kesalahan pengukuran-pengukuran tidak direncananakan dengan berhati-hati (underwood, 1981).
Tabel 7.1. Hubungan antara warna dengan
panjang gelombang sinar tampak
Warna yang diamati/komplemeter |
Warna yang diserap |
Panjang gelombang (nm) |
Ungu |
hijau kuning |
400 - 435 |
Biru |
kuning |
435 - 480 |
biru hijau |
orange |
480 - 490 |
hijau biru |
merah |
490 - 500 |
Hijau |
merah |
500 - 560 |
hijau kuning |
ungu |
560 - 580 |
Kuning |
biru |
580 - 595 |
Oranye |
biru hijau |
595 - 610 |
Merah |
hijau biru |
610 - 750 |
D. Hukum yang
mendasari spektrofotometri
1. Hukum Bouger
(Lambert)
Hubungan antara serapan radiasi dan panjang jalan melalui medium
yang menyerap mula-mula dirumuskan oleh bouger (1729), meskipun kadang-kadang
dikaitkan kepada lambert (1768). Jika suatu sinar monokhromatil (yaitu radiasi
dari satu panjang gelombang tunggal), diarahkan melewati medium diketahui bahwa
tiap lapisan menyerap bagian yang sama dari radiasi, atau tiap lapisan
mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama.
2. Hukum Beer
Hubungan antara konsentrasi macam zat penyerap adan besarnya absorpsi dirumuskan oleh beer dalam tahun 1859. Hukum beer analog dengan hukum bouger dalam menguraikan pengurangan eksponensial dalam tenaga transmisi dengan suatu peningkatan aritamtik dalam konsentrasi (Underwood, 1981).
3. Hukum-hukum Bouger dan Beer
Hukum-hukum
bouger dan beer dengan mudah digabung menjadi pernyataan yang sesuai. Diketahui
bahwa dalam mempelajari akibat perubahan konsentrasi terhadap absorpsi, jarak
jalan lewat larutan harus dibuat tetap, tetapi hasil-hasil yang diukur akan
tergantung pada besarnya harga tetapan (Underwood, 1981).
7.3.
Tinjauan bahan
A.
Aquadest
-
Rumus molekul : H2O
-
Bau : tidak berbau
-
Bentuk fisik : cair
-
Berat molekul : 18,02 g/mol
-
Densitas : 1 g/cm3
-
pH : 7
-
Titik didih : 1000 C
-
Warna : tidak berwarna
B.
Asam klorida
-
Rumus molekul : HCl
-
Bentuk fisik : cair
-
Berat molekul : 36,46 g/mol
-
Densitas : 1,18 g/cm3
-
Kelarutan : tercampur penuh
-
Titik didih : 48 °c (321 k)
-
Titik lebur : ( -27,32)0C (247
k)
-
Warna :
tak berwarna
C.
Barium klorida
-
Rumus molekul : BaCl2.2H2O
-
Bentuk fisik : padat
-
Berat molekul : 208,23 g/mol
-
Densitas : 3,9 g/cm3 pada
200 C
-
Kelarutan : 375 g/l pada 200
C
-
Titik lebur : 963°C
- Warna : putih
D.
Kalium sulfat
-
Rumus molekul : K2SO4
-
Bentuk fisik : padat
-
Berat molekul : 174,26 g/mol
-
Densitas : 2,66 g/cm3
-
Kelarutan : 111 g/l pada 20 0 C
-
Titik didih : 1.689 0 C
-
Titik lebur : 1.069 0 C
-
Warna : tidak berwarna
7.4. Alat dan bahan
A.
Alat-alat yang digunakan:
-
batang pengaduk
- Beakerglass
- botol
Aquadest
-
corong kaca
-
Cuvet
- Erlemeyer
-
gelas
arloji
-
karet
penghisap
-
neraca
analitik
-
labu
ukur
-
pipet
tetes
-
pipet
volume
B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Aquadest (H2O)
- asam klorida (HCl)
- barium klorida (BaCl2.2H2O)
- kalium sulfat (K2SO4)
- sampel (air sumur)
7.5.
Pembahasan
-
Berdasarkan grafik 7.1. dari hasil percobaan
diperoleh panjang gelombang maksimum 410 nm dengan harga %T terkecil 48,0 dan
absorban terbesar 0,318. Hal tersebut berdasarkan teori panjang gelombang
maksimum dimana panjang gelombang maksimum dapat dilihat dari absorban
terbesar. Fungsi BaCl2 pada analisa spektofotometer dengan sinar
tampak adalah untuk membuat larutan menjadi keruh agar bisa dibaca.
- Berdasarkan grafik 7.7.2 penentuan kurva
kalibrasi dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin
besar absorbansinya dilihat dari konsentrasi terkecil yaitu 5 ppm dengan nilai
absorban terkecil 0,023 dan konsentrasi 80 ppm dengan nilai absorbansi terbesar
0,435.
- Berdasarkan perhitungan kadar SO4
dalam air sampel yang diperoleh pada analisa spektrofotometer yaitu sebesar
122,027.
7.6. Kesimpulan
- Spektrofotometri digunakan sebagai metode
untuk menganalisa suatu sampel dengan
prinsip serapan sinar (sumbar cahaya)
- Spektrofotometri dapat diaplikasikan dalam
berbagai metode analisa untuk identifikasi zat kimia yang ditujukan untuk
menganalisa larutan sampel yang berwarna sehingga dapat diketahui zat apa yang
terkandung dalam larutan itu.
-
Kadar asam sulfat dalam air sampel (mineral)
sebesar 122,027 ppm
0 Comments