Ohayou minna-san, genki desu ka.
so yeah, dikesempatan kali ini minzo akan berbagi mengenai laporan praktikum KA atau biasa yang dikenal dengan Kimia Analisa. Bagi mahasiswa Tekkim pastinya ga asing dengan praktikum ini hehe, kalau di kampus minzo praktikum KA dilaksanakan ketika semester 1 dan itu setelah praktikum mikrobiologi industri. Semoga dapat memberi gambaran yaaaa
6.1.
Tujuan
Percobaan
-
Menentukan titik akhir
reaksi netralisasi secara potensiometri dan dengan indikator.
6.2.
Tinjauan
Pustaka
Potensiometri merupakan aplikasi langsung
dari persamaan nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi
pada kondisi arus nol (Khopkar, 2010).
Titrasi potensiometri adalah titik akhir
ditemukan dengan menentukan volum yang menyebabkan suatu perubahan relatif
besar dalam potensial apabila titrasi ditambahkan (Day and Underwood, 1994).
Potensiometri merupakan teknik untuk mengukur
potensial elektroda indikator. Untuk mengukur potensial elektroda indikator ini
harus digunakan elektroda pembanding. Berikut tentang elektroda indikator dan
elektroda pembanding atau elektroda referens.
A. Elektroda
indikator
Elektroda indikator merupakan bagian
penting dari peralatan potensiometri, karena elektroda indikator harus memenuhi
berbagai persyaratan yang salah satunya adalah respon terhadap bentuk
teroksidasi dan bentuk tereduksi (Gandjar dan Rohma, 2007). Elektroda indikator
untuk pengukuran potensiometri terdiri dari tiga jenis yaitu:
-
Elektroda ion logam
Beberapa
ion logam seperti perak, merkurium, tembaga, dan timbel dapat bertindak sebagai
elektroda indikator bila bersentuhan dengan larutan ion mereka. Misalnya
potensial yang ditimbulkan pada sepotong
kawat perak yang tercelupkan dalam suatu larutan perak nitrat berubah–ubah
berdasarkan aktivitas ion perak, sesuai dengan ramalan persamaan nernst.
Kiranya pemindahan elektron reversibel terjadi antara permukaan logam dan ion
dalam larutan (Underwood, 1994).
Ag+ + e ↔ Ag E° = +0,80 V
-
Elektroda lembam (Inert)
Suatu logam inert, biasanya platina juga bekerja
dengan baik sebagai elektroda indikator untuk berbagai pasangan redoks seperti
Fe3+ + e ↔ Fe2+.
Inert merupakan ukuran relatif karena
platina tidak resisten terhadap serangan oksidator-oksidator kuat terutama
dalam larutan yang mana suatu kompleksasi bisa menstabilkan Pt (II) melalui
pembentukan spesies PtBr42-.
-
Elektroda indikator
selektif ion
Elektroda ini biasanya hanya peka terhadap
salah satu ion saja sehingga elektroda ini disebut dengan elektroda selektif
ion atau elektroda khas ion. Salah satu jenis elektroda ini yang penting untuk
pemeriksaan kimia adalah indikator gelas yang mempunyai tanggapan yang bolak
balik terhadap ion hidrogen sehingga sering digunakan untuk pengukuran pH.
B. Elektroda
pembanding
-
Elektroda hidrogen baku
Elektroda
hidrogen baku (EHB) yang disebut juga dengan elektroda hidrogen normal (EHN)
telah diterima secara internasional sebagai baku untuk membandingkan potensial
elektroda lainnya. Platina hitam berfungsi untuk memperluas permukaan elektroda
untuk mempertahankan agar reaksi yang terjadi pada elektroda, berlangsung
secara cepat dan setimbang.
-
Elektroda kalomel
Pada dasarnya, elektroda hidrogen baku
merupakan elektroda pembanding yang utama karena harga potensial elektroda ini
dianggap nol. Akan tetapi, elektroda ini banyak mempunyai kelemahan yang
menyebabkan tidak mudah dipakai dalam pemeriksaan kimia yang sesungguhnya.
Kelemahan itu antara lain, potensial elektrodanya mudah diganggu oleh beberapa
senyawa lain misalnya senyawa-senyawa reduktor, oksidator, koloid, ion sulfida,
dan sebagainya. Diperlukan gas hidrogen yang sangat murni (bebas dari oksigen)
dan sulit dipertahankan dalam keadaan baku. Oleh karena itu, elektroda ini
biasanya digunakan untuk pemeriksaan yang sangat teliti. Karena alasan inilah
maka elektroda pembanding kalomel jenuh digunakan secara luas di laboratorium
yang disebabkan oleh kekompakan dan kemudahan penggunannya. Saat ini, elektroda
pembanding dan elektroda indikator sering digabung menjadi satu kesatuan misalnya
elektroda kalomel jenuh dimasukkan ke dalam rakitan elektroda gelas membentuk
satu kesatuan elektroda yang disebut dengan elektroda gabungan (Gandjar dan
Rohma, 2007). Harga potensialnya SCE adalah 0,246 V pada suhu 25 oC
(Khopkar, 2014).
-
Elektroda perak-perak
klorida
Elektroda
ini mungkin suatu elektroda indikator yang digunakan secara luas untuk
pemeriksaan kimia setelah elektroda kalomel jenuh. Elektroda ini terdiri atas
kawat perak atau kawat platina yang dilapisi perak yang salut secara
elektrolisis dengan lapisan tipis perak klorida (Gandjar dan Rohma, 2007).
Persamaan Nersnt sangat penting karena persamaan ini menetukan potensial elektroda suatu sistem redoks sebagai suatu fungsi konsentrasi bentuk teroksisdasi dan tereduksinya.
Aplikasi
titrasi potensiometri banyak digunakan untuk reaksi pengendapan, pembentukan
kompleks, netralisasi dan redoks.
1.
Reaksi pembentukan
komplek dan pengendapan
Pembentukan endapan atau kompleks akan
membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Biasanya digunakan elektroda Ag dan
Hg. Berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA.
2.
Reaksi netralisasi
merupakan titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya
elektroda gelas.
-
Reaksi netralisasi dengan
menggunakan indikator merupakan titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir
yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH
pada titik ekivalen antara 4-10 (Khopkar, 2010). Indikator yang digunakan
adalah indikator Phenolptalein dan metil merah. Indikator Phenoptalein memiliki jangkauan pH antara 8,0-9,6 dengan perubahan
dari titik berwarna menjadi merah. Indikator metil merah memiliki jangkauan pH
antara 4,2-6,2 dengan perubahan dari merah menjadi kuning (Underwood, 1994).
-
Reaksi netralisasi secara
potensiometri
Reaksi netralisasi
secara potensiometri adalah reaksi netralisasi dengan menggunakan pH meter.
Titik ekivalen reaksi netralisasi secara potensiometri dapat ditentukan dengan
kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambar grafik, dengan menghitung
kenaikan pH per satuan kenaikan volume titran antara V dengan pH, grafik antara
volume dengan ΔE/ΔV dengan menentukan titik maksimum dan minimum, dan
grafik antara volume dengan Δ2E/ΔV2 dengan menentukan
titik nol.
3.
Reaksi redoks
Titrasi redoks dapat digunakan pada elektroda Pt atau elektroda inert. Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer (Khopkar, 2010).
Kelebihan
titrasi potensiometri:
-
Biaya murah
Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah
daripada instrumen – instrumen saintifik yang modern.
-
Pemakaiannya mudah
Potensial – potensial yang stabi sering
dengan cukup cepat, dan tegangan mudah dicatat.
-
Mudah untuk dibuat atomik
(Day and Underwood, 1994)
-
Kurva titrasi berhubungan
antara potensial terhadap volume titran.
Kekurangan
titrasi potensiometri:
-
Pada umumnya berlangsung
lambat, karena dibutuhkan waktu agar pembacaan stabil terutama didekat titik
akhir titrasi
-
Diperlukan pencampuran
yang akurat dari volume standar maupun sampel yang akan diukur.
6.3.
Tinjaun
Bahan
A.
Aquadest
-
Rumus kimia : H2O
-
Berat molekul : 18,02 g/mol
-
pH : 7
-
Bau : tidak berbau
-
Bentuk fisik : cair
-
Titik didih : 100 oC
-
Warna : tidak berwarna
B.
Asam klorida
-
Rumus kimia : HCl
-
Bentuk fisik : cair
-
Berat molekul : 36,46 g/mol
-
Titik lebur : -27,32 °C
-
Titik didih : 48 °C
- Warna : tidak berwarna
C.
Indikator metil merah
-
Rumus kimia : C15H15N3O2
-
Berat jenis : 0.791 g/cm3
-
Berat molekul : 269.30 g/mol
-
Titik didih : 179-182 °C
-
pH : 4,4 – 6,2
D.
Indikator Phenolptalein
-
Rumus kimia : C20H14O4
-
Berat molekul : 318,32 g/mol
-
Titik didih : 78,4 oC
-
pH : netral
-
Warna : tidak berwarna
E.
Natrium fosfat
-
Rumus kimia : Na3PO4
-
Berat molekul : 163,94 g/mol
- Titik didih : 73,5 °C
- Warna : Putih
6.4.
Alat dan Bahan
A.
Alat-alat
yang digunakan:
- batang pengaduk
- Beakerglass
- bola hisap
- botol Aquadest
- buret
- corong kaca
- Erlenmeyer
- gelas arloji
- labu ukur
- pH meter
- pipet tetes
- pipet volume
- termometer
B. Bahan-bahan
yang digunakan:
- Aquadest
(H2O)
- asam
klorida (HCl)
- indikator
metil merah (C15H15H3O3)
- indikator
Phenolptalein (C20H14O4)
- natrium
fosfat (Na3PO4)
6.5. Pembahasan
A.
Penentuan titik akhir
reaksi netralisasi dengan indikator
- Reaksi netralisasi dengan
menggunakan indikator merupakan titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir
yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH
pada titik ekivalen antara 4-10
- Indikator yang digunakan
adalah indikator Phenolplatein untuk
indikator basa dengan trayek pH (8,3-10,5) sesuai dengan larutan yang digunakan
yaitu Na3PO4 sebagai titran yang bersifat basa dan
distandarisasikan dengan HCl sebagai titer yang bersifat asam, indikator
menunjukkan perubahan warna dari merah menjadi tidak berwarna merupakan
petunjuk titik ekivalen.
- Indikator yang digunakan
adalah indikator metil merah untuk indikator asam dengan trayek pH (4,3-6,3)
sesuai dengan larutan yang digunakan yaitu Na3PO4 sebagai
titran yang bersifat basa dan distandarisasikan dengan HCl sebagai titer yang
bersifat asam, indikator menunjukkan perubahan warna dari kuning menjadi merah
sebagai petunjuk titik ekivalen.
- Titik akhir titrasi
ditandai dengan tidak adanya warna yang timbul pada Erlenmeyer yang diberi indikator Phenolplatein dan timbulnya warna merah pada Erlenmeyer yang diberi indikator metil merah.
B.
Penentuan titik akhir
reaksi netralisasi secara potensiometri
- Reaksi netralisasi
dilakukan secara potensiometri dengan menggunakan pH-meter atau potensiometer.
-
Penambahan larutan buffer
pH 7 untuk kalibrasi pH meter
-
Mengocok larutan sampai
homogen
-
Menambahan setiap 1 mL
HCl untuk membandingkan antara volume HCl dengan pH Na3PO4
yang diukur dengan pH-meter
- Titik ekivalen reaksi
netralisasi secara potensiometri dapat ditentukan dengan kurva titrasi yang
diperoleh dengan menggambar grafik, dengan menghitung kenaikan pH per satuan
kenaikan volume titran antara V dengan pH, grafik antara volume dengan ΔE/ΔV dengan menentukan
titik maksimum dan minimum, dan grafik antara volume dengan Δ2E/ΔV2
dengan menentukan titik nol.
6.6. Kesimpulan
Titik akhir reaksi netralisasi dapat diketahui dengan potensiometri dan indikator.
gimana, udah ada pandangan untuk praktikum potensiometri kan? kalau ada yang ingin ditanyakan komen aja hehe
0 Comments