Konnichiwaaaa, yo kali ini minzo (panggilan admin zero) mau share terkait praktikum yang ada sewaktu kuliah teknik kimia. untuk yang pertama ada praktikum mikrobiologi, #VIRUSTEAM, hahaha berasa nostalgia. untuk yang ke-lima ada dari BAB Perhitungan Mikroba nih sob. langsung aja yukkkk
1.1. Tujuan Percobaan
- Menghitung jumlah koloni
mikroorganisme dalam sampel dengan metode cawan sebar
- Menghitung jumlah koloni
mikroorganisme dalam sampel dengan metode cawan tuang
- Menghitung
jumlah koloni mikroorganisme dengan metode MPN.
1.2. Tinjauan Pustaka
Pada umumnya ada 3
cara perhitungan jumlah mikroba, yakni perhitungan jumlah sel, perhitungan
massa sel secara langsung, dan perhitungan massa tidak langsung. Pengukuran
jumlah sel biasanya dilakukan untuk mikroba tunggal, sedangkan penentuan massa
sel dapat dilakukan tidak hanya pada mikroba bersel satu tetapi juga untuk
mikroba berfilamen (misalnya jamur). Ada beberapa cara mengukur jumlah sel, antara
lain dengan hitungan mikroskopik langsung (direct
microscopic count), hitungan cawan (plate count), secara electronic dengan
bantuan alat colony counter (penghitung koloni), dan MPN (Most Probable Number).
Perhitungan
mikroba secara langsung dapat untuk menentukan jumlah mikroba keseluruhan, baik
yang mati maupun yang hidup tetapi mempunyai kelemahan sebagai berikut:
- Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan
dari sel yang hidup, karena itu keduanya terhitung
- Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat di bawah
mikroskop, sehingga kalau tidak diteliti tidak terhitung
- Tidak dapat digunakan untung menghitung mikroba di dalam bahan yang banyak mengandung debris atau ekstrak makanan, karena hal tersebut akan menganggu dalam perhitungan sel.
Metode
hitungan cawan di bedakan atas dua cara:
1. Metode tuang/penuangan
Pada metode tuang, sejumlah sampel (1 mL atau 0,1 mL) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair steril yang telah didinginkan (47-50 oC) sebanyak 15-20 mL dan digoyangkan supaya sampel nya menyebar. Pada penumpukan dengan metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar cawan kemudian sebanyak 0,1 mL sampel yang telah diencerkan di pipet pada permukaan agar-agar terbebut.
2. Metode sebar/permukaan
-
mengencerkan 3 tabung PCA (plate count
agar) dalam air mendidih
-
mendinginkan agar dalam
penangas air (50 °C) selama 5-10 menit
-
menuangkan agar ke cawan
petri dan membiarkan membeku (10-15 menit)
-
membuat pengenceran dari
sampel mulai dari kecil sampai besar
-
gunakan alat penyebar
untuk meratakan suspensi di atas permukaan lempengan agar
-
cawan petri di balik dan
di masukkan almari pengeram dengan suhu tertentu selama 24-48 jam
-
menghitung koloni pada
cawan yang mempunyai jumlah 30–300 koloni
-
menghitung jumlah mikroba
hidup dengan mengalikan faktor pengenceran yang di gunakan di kali 10 karena
hanya 0,1 mL
suspensi yang digunakan.
3. Metode MPN (Most Probable Number)
Metode hitung cawan dengan menggunakan medium padat, tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, untuk setiap pengenceran pada umunya dengan menggunakan 3 atau 5 seri tabung, dalam metode MPN pengenceran sampel harus lebih tinggi daripada pengenceran pada hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang di inokulasi dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung 1 jasad renik, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari 1 sel, sedangkan tabung yang lain tidak mengandung sel sama sekali. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.
Jika diketahui
mikroba yang didapatkan kurang dari 30 koloni percawan terdapat beberapa
kemungkinan kesalahan dalam proses analisa, yaitu:
-
Kesalahan
statistik tinggi
-
Sangat sensitif
terhadap kontaminasan (jumlah bakteri kontaminan yang tidak sengaja masuk, besar
pengaruhnya terhadap jumlah akhir koloni per cawan).
-
Membutuhkan kerja
aseptis yang lebih teliti.
-
Jika didapatkan
jumlah koloni lebih besardari 300 maka dapat disimpulkan.
beberapa kemungkinan:
- Dimungkinkan ada
sifat antagonis antar spesies, misalnya bakteri A menghambar bakteri B dengan
mengeluarkan metabolit tertentu (antibiotic) sehingga bakteri B tidak tumbuh
sedangkan keduanya berada diposisi yang berdekatan.
- Perebutan nutrisi
atau kompetisi sangat tinggi yang lama-kelamaan menimbulkan keterbatasan
nutrisi.
- Kemungkinan dua koloni bergabung menjadi satu lebih besar sehingga mengaburkan jumlah sebenarnya karena dua koloni yang bergabung tetep dihitung satu koloni.
- Memperbesar kemungkinan kesalahan dalam menghitung koloni
Sifat-sifat koloni:
-
Besar-kecilnya
koloni. Ada koloni yang hanya serupa titik, ada pula yang melebar sampai
menutup permukaan medium
-
Bentuk ada koloni
yang bulat, ada yang memanjang ada yang tepinya rata, dan ada tepinya tidak
rata
- Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul
- Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus saja, ada yang permukaannya kasar, dan ada yang tidak rata (Dwidjoseputro, 1998).
1.3. Alat dan Bahan
A.
Alat-alat yang digunakan - Autoklaf - Bekerglass - cawan
petri - gelas ukur - inkubator - colony counter - mikroskop - pipet volume - batang pengaduk - spatel bengkok - tabung durham - tabung reaksi |
B. Bahan-bahan yang digunakan:
-
nutrisi agar steril
-
KFL (Kalium Florida
Laktosa)
-
sampel (susu basi)
-
tissu
-
isolasi
-
kertas label |
1.4. Prosedur Percobaan
1.
Tahap pengenceran
- Mengambil
1 ml air sampel dan tambahkan
dengan 99 mL
kaldu nutrisi steril, disebut
pengenceran 10-2
- Mengambil
1 ml dari pengenceran 10-2 dan tambahkan dengan 99 mL kaldu nutrisi
steril, disebut pengenceran 10-3
- Mengulangi
percobaan seperti diatas sampai pengenceran 10-7
2.
Metode cawan sebar
- Mengambil
media nutrisi agar steril secukupnya dan tuang ke dalam cawan petri dan biarkan
sampai dingin setelah media dingin dan padat masukkan 1 mL air sampel dari
pengenceran 10-4
- Meratakan
dengan spatel bengkok yang telah disterilkan secara aseptik
- Setelah
padat inkubasi dengna posisi terbalik selama 24-48 jam pada suhu
37 0C
- Hitung jumlah koloni dengan Colony Counter
3.
Metode cawan tuang
- Mengambil
1 mL sampel dari pengenceran 10-4 dan tuang dalam cawan petri bersamaan dengan
media nutrisi agar steril (kondisi panas)
- Mentutup
dan biarkan hingga dingin dan padat
- Menginkubasi
dengan posisi terbalik selama 24-48 jam pada suhu 37°C
- Menghitung
jumlah koloni dengan Colony Counter
4.
Metode MPN
- Menyiapkan
9 tabung reaksi
- 3
tabung reaksi seri a, 3 tabung untuk seri b, dan tabung untuk seri c
- Memasukkan
1 ml air sampel pengenceran 10-5, 10-6, 10-7 untuk
masing-masing tabung seri a, b, c
- Memasukkan
tabung durham pada semua tabung reaksi dengan posisi mulut tabung dibawah
- Mengisi
semua tabung reaksi dengan 9 mL KFL
- Mentutup
tabung reaksi dengan kapas/tissu
- Menginkubasi
selama 24-48 jam pada suhu 37°C
- Mengamati
perubahan pada tabung durham dan hitung jumlah tabung positif untuk masing-masing
seri tabung
- Menggunakan tabel mpn untuk perhitungan jumlah koloni menggunakan persamaan.
1.5. Kesimpulan
- Pada percobaan hasil perhitungan mikroba pada metode
cawan sebar didapatkan 17×104
-
Pada percobaan
hasil perhutungan mikroba pada metode
cawan tuang didapatkan 28×104
-
Pada percobaan
hasil perhitungan mikroba pada metode MPN didapatkan 13×104