Konnichiwaaaa, yo kali ini minzo (panggilan admin zero) mau share terkait praktikum yang ada sewaktu kuliah teknik kimia. untuk yang pertama ada praktikum mikrobiologi, #VIRUSTEAM, hahaha berasa nostalgia. untuk yang ke-enam ada dari BAB Mikrobiologi Air nih sob. langsung aja yukkkk
- Mengetahui ada tidaknya mikroorganisme
didalam air sampel
- Menghitung nilai Indeks Pencemaran Biologis
(IPB) dan menganalisa kualitas air sampel berdasarkan nilai IPB tersebut.
Air
adalah material esensial
didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup didunia ini yang tidak
memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan,
sebagian besar tersusun oleh air, seperti didalam sel tumbuhan
terkandung lebih dari 75% atau didalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah
40 juta mil-kubik air yang berada dipermukaan dan didalam tanah, ternyata tidak
lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk
kepentingan manusi. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut,
2,5% berbentuk salju abadi yang baru dalam keadaan mencari dapat digunakan.
Keperluan
sehari-hari terhadap air, berbeda untuk tiap tempat dan untuk tingkatan
kehidupan. Yang jelas, semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah
keperluan air (Ni Luh, 2004).
Mikrobiologi
Air adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroorganisme didalam
air (untuk bidang pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, industri,
pengairan, pengolahan buangan, dan sebagainya) (Waluyo, 2007).
Faktor-faktor biotik yang terdapat didalam air terdiri dari bakteri,
fungi, mikroalge, protozoa, dan virus, serta kumpulan hewan atau tumbuhan air
lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba didalam air
dapat menguntungkan tetapi juga dapat merugikan.
1. Menguntungkan
a. Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton
merupakan makanan utama ikan, sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan
perairan tersebut. Jenis mikroalgae misalnya: Chorella, Hydrodyction, Pinnularia, Scenedesmus, Tabellaria.
b. Banyak jenis bakteri atau fungi didalam badan air
berlaku sebagai jasad “dekomposer”, artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan
untuk menguraikan atau merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga
kehadirannya dimanfaatkan dalam pengolahan buangan didalam air secara biologi
c. Pada umumnya mikroalgae mempunyai klorofil, seningga dapat melakukan
fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Didalam air, kegiatan fotosintesis
akan menambah jumlah oksigen, sehingga nilai kelarutan oksigen akan naik/bertambah,
ini yang diperlukan oleh kehidupan di dalam air.
d. Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi
dimanfaatkan oleh jasad pemakai atau konsumen. Tanpa adanya jasad pemakai
kemungkinan besar akumulasi hasil uraian tersebut dapat mengakibatkan keracunan
terhadap jasad lain, khususnya ikan.
2. Merugikan
a. Yang paling dikuatirkan, bila didalam badan air
terdapat mikroba penyebab penyakit, seperti: Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella penyebab penyakit disentribaseler, Vibrio penyebab penyakit korela, Entamoeba penyebab penyakit disentriamuba.
b. Didalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin
seperti: Clostridium yang hidup
anaerobik, yang hidup aerobik misalnya: Pseudomonas,
Salmonella, Strephylocccus, serta berbagai jenis mikroalgae seperti Anabaena dan Microcytis.
c. Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat
berubah, padahal air tersebut berasal dari air pompa, misal di dalam permukiman
baru yang tadinya persawahan. Ini disebabkan oleh adanya bakteri besi misal Crenothrix yang mempunyai kemampuan
untuk mengoksidasi senyawa ferro menjadi senyawa ferri.
d. Dipermukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air
pompa disimpan menjadi berbau (bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya bakteri
belerang misal Thiobacillus yang mempunyai
kemampuan mereduksi seyawa sulfat menjadi H2S.
e. Badan dan warna air berubah menjadi berwarna hijau,
biru-hijau, atau warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki
mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau atau kolam yang
besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi algae yang sangat banyak
dinamakan blooming. Biasanya jenis mikroalgae yang berperan didalamnya
adalah Anabaena flosaquae dan Microcytis aerugynosae
Ada pernyattan
bahwa air jernih belum tentu bersih. Ini dihubungkan dengan keadaan air, sejak
keluar dari mata air, sumur, ternyata sudah mengandung mikroba, khususnya
bakteri atau mikroalgae. Pada air yang kotor atau sudah tercemar, misal air
sungai, air kolam, air danau dan sumber-sumber lainnya, disamping akan didapati
mikroba seperti air jernih, juga kelompok mikroba lainnya yang tergolong
penyebab penyakit, penghasil toksin, penyebab blooming, penyebab korosi,
penyebab deteriosasi, penyebab pencemaran ini adalah bakteri coli (Ni Luh,
2004).
Analisis indeks pencemaran biologis pada umumnya dilakukan bila air akan dipergunakan sebagai bahan baku untuk pabrik atau industri (sebagai pendingin, air pemroses), untuk kepentingan rekreasi (kolam reanag). Bila suatu air atau perairan mengandung IPB lebih tinggi maka kemungkinan besar akan terjadi proses deteriosasi atau korosi logam-logam yang mengandung Fe dan S, atau kemungkinan adanya kontaminasi mikrobe patogen ( penyebab penyakit).
Dimana :
A: kandungan
mikroba berklorofil
B: Kandungan
mikroba tanpa klorofil
Dari nilai IPB
yang didapatkan, akan diketahui sampai berapa jauh kualitas air
tersebut, yaitu:
Tabel 1.2. Data Nilai IPB Terhadap kualitas Air
Nilai IPB |
Kualitas
Air |
0-8 9-20 21-60 61-100 |
Bersih, jernih Tercemar ringan Tercemar sedang Tercemar
berat |
(Sumber Waluyo, 2009)
Perhitungan nilai IPB dilakukan secara langsung dan tidak melalui penanaman atau pembiakan terlebih dahulu (Waluyo, 2009).
Kualitas
Air
Pengadahan
air bersih untuk kepentingan rumah tangga: untuk air minum, air mandi,dan
keperluan lainnya, harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sesuai
peraturan internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional atau
setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi
persyaratan yang tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan RI
No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana setiap komponen yang diperkenankan berada
didalamnya harus sesuai. Kualitas air menyangkut:
-
Kualitas fisik
Yang meliputi
kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan
oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung didalam air
seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari buangan. Dari segi estetika,
kekeruhan didalam air dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh air
buangan.
-
Kualitas kimia
Yang berhubungan
dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang membahayakan disamping residu dari
senyawa lain yang bersifat racun, seperti antara lain residu pestisida. Dengan
adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa dan warna akan berubah
seperti yang umum disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini
kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn tidak diharapkan kehadirannya
di dalam air.
-
Kualitas biologis
Berhubungan dengan
kehiran mikroba patogen (penyebab penyakit, terutama penyakit perut), pencemar
(terutama bakteri coli) dan penghasil toksin (Ni Luh, 2004).
Escherichia
coli selalu ada dalam saluran pencernaan hewan dan manusia karena
secara alamiah Escherichia coli merupakan salah satu penghuni
tubuh. Penyebaran E. coli dapat
terjadi dengan cara kontak langsung ( bersentuhan, berjabatan tangan dan
sebagainya ). Di dalam uji analisis air,
E. coli merupakan mikroorganisme yang dipakai sebagai indikator untuk
menguji adanya pencemaran air oleh tinja. Di dalam kehidupan kita E.coli mempunyai
peranan yang cukup penting yaitu selain sebagai penghuni tubuh ( di dalam usus
besar) juga E. coli menghasilkan kolisin yang dapat melindungi saluran
pencernaan dari bakteri patogenik. Escherichia coli akan menjadi patogen
bila pindah dari habitatnya yang normal. Tanda tanda umum E. coli adalah bentuk bulat
cenderung ke batang panjang. Bentuk batang, biasanya berukuran 0,5 x 1 - 3 μ.
Terdapat sendiri sendiri, berpasang-pasangan dan rangkaian pendek. Bergerak
atau tidak bergerak. Bergerak dengan menggunakan flagella peritrik. Biasanya
tidak berbentuk kapsul. Tidak membentuk spora. Gram negatif. Aerob, anaerob
fakultatif. Daya tahan terhadap temperatur tidak sama bagi tiap tiap species.
Ada species yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam
medium cair, sebaliknya ada juga species yang tahan hidup setelah dipanasi
dengan uap 100°C bahkan lebih (bakteri yang membentuk spora). E. coli tumbuh
baik pada temperatur antara 8° - 46°C dan temperatur optimum 37°C. Bakteri yang
dipelihara di bawah temperatur minimum atau sedikit di atas temperatur
maksimum, tidak akan segera mati melainkan berada didalam keadaan tidur atau
dormancy (Melliawati, 2009).
1.3.
B.
Bahan-bahan yang digunakan
-
air sawah
-
kaldu nutrisi
-
nutrisi agar
-
KFL (kaldu ferentasi laktosa)
Alat
dan Bahan
B.
Bahan-bahan yang digunakan -
air sawah -
kaldu nutrisi -
nutrisi agar -
KFL (kaldu ferentasi laktosa) |
A.
Alat-alat yang digunakan
-
cawan petri
-
Colony
counter
-
inkubator
-
kawat ose
-
mikroskop
-
pembakar spritus
-
pipet
-
preparat
-
tabung durham
-
tabung reaksi
-
Menyediakan
air sampel secukupnya
-
Melakukan pengenceran
dengan cara memipet 1 mL air sampel kemudian ditambahkan 99 mL kaldu nutrisi,
disebut pengenceran 10-2
- Mengambil 1 mL air sampel
dari pengenceran 10-2 dan dimasukan ke dalam tabung reaksi yang
berisi 9 mL kaldu nutrisi steril, disebut pengenceran 10-3,
melakukan langkah yang sama hingga didapat
pengenceran 10-7
- Menyediakan 3 tabung
reaksi, memasukan tabung durham terlebih dahulu dengan mulut tabung di bawah,
kemudian mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 1 mL pengenceran 10-5
ditambah 9 mL KFL. Ketiga tabung disebut seri A
- Melakukan langkah yang
sama untuk pengenceran 10-6 dan pengenceran 10-7 yang
disebut seri B dan seri C
- Menutup tabung reaksi
dengan kapas atau tissue dan diinkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 37°C
-
Mengamati tabung reaksi
setelah 24-48 jam
-
Menuangkan nutrisi agar
steril pada cawan petri
-
Mengambil pengenceran 10-6
dan pengenceran 10-7 yang positif dan ditanamkan pada nutrisi agar
-
Menginkubasi
selama 24-48 jam
-
Menghitung jumlah
koloni/mikroba yang berklorofil dan yang tidak berklorofil
-
Mengamati mikroba secara
makro dan mikro
-
Menghitung nilai IPB-nya.
- Dari
percobaan air sampel sawah didapatkan mikroorganisme didalamnya.
- Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapatkan IPB dari pegenceran C 10-6 dengan nilai 83 dan
pengenceran B 10-7 dengan nilai 81 dapat disimpulkan bahwa kualitas
air sawah tersebut tercemar berat.