Konnichiwaaaa, yo kali ini minzo (panggilan admin zero) mau share terkait praktikum yang ada sewaktu kuliah teknik kimia. untuk yang pertama ada praktikum mikrobiologi, #VIRUSTEAM, hahaha berasa nostalgia. untuk yang ke-empat ada dari BAB Teknik Biakan Murni nih sob. langsung aja yukkkk
1.1. Tujuan Percobaan
- Untuk
mendapatkan mikroorganisme yang berasal dari udara, air tanah dan telapak
tangan
- Untuk
mendapatkan kultur murni dari suspensi campuran.
1.2. Tinjauan Pustaka
Teknik biakan
murni merupakan teknik untuk memisah-misahkan populasi campuran yang rumit ini,
atau biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan
murni.
Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang
semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
Secara alami, mikroorganisme di alam
ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi
ini ditemukan dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat faalinya,
maka mikroorganisme yang akan diteliti harus dipisahkan. Hal ini berarti bahwa
harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam mikroorganisme.
Untuk memperoleh biakan murni dapat
dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau bahan padat. Pada
mulanya digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Gelatin terdiri dari protein sehingga dapat
dicerna atau dicairkan oleh mikroorganisme. Bahan pemadat yang kemudian
ditemukan adalah agar, yang merupakan polisakarida dari rumput laut. Agar dapat
mencair pada suhu 1000C, sedangkan pada suhu 440C masih dalam bentuk cair.
Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba
satu dengan mikroba lain yang berasal dari berbagai campuran mikroba.
Mengisolasi mikroba dengan cara menumbuhkan (menanam) dalam medium padat. Hal
ini karena dalam medium padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap
pada tempatnya.
Bagaimana cara mengisolasi dalam medium cair? Bila kita menggunakan medium cair, maka sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tempatnya tidak tetap. Tetapi kita tetap dapat mengisolasi mikroba dalam medium cair dengan cara pengenceran. Kemudian kita tumbuhkan dalam medium padat dan dibiarkan membentuk koloni.
Teknik
biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu:
- Cara
pengenceran
Cara
pengenceran adalah dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran
bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung sendiri.
- Cara
penuangan
Caranya
adalah dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan,
dan sampel itu kemudian disebarkan dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin
encer. Setelah medium mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah
koloni yang masing-masing dapat dianggap murni.
- Cara
penggoresan
Cara
ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan penggoresan yang sempurna akan menghasilkan
koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob
tidak dapat tumbuh.
Ada beberapa teknik penggoresan, yakni:
a. Goresan T
-
Lempengan dibagi
menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan petri
-
Inokulasikan
daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung
-
Panaskan ose dan
biarkan dingin kembali
-
Gores ulang daerah
I sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah II
-
Pijarkan kembali
ose dan biarkan dingin kembali
b. Goresan kuadran, teknik ini sama dengan goresan T,
hanya lempengan agar dibagi menjadi 4.
c. Goresan radian
-
Goresan dimulai
dari bagian pinggir lempengan
-
Pijarkan sengkelit
dan dinginkan kembali
- Putar lempengan agar 900C dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir lempengan
- Putar lempengan agar 900C dan buat goresan terputus di atas goresan sebelumnya
d. Goresan sinambung
-
Ambil satu mata
ose suspense dan goreskan setengah permukaan lempengan agar
- Jangan pijarkan
ose, putar lempengan 1800C, gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa
permukaan lempengan agar.
- Cara
penyebaran
Pengenceran
sampel sama seperti pada cara penuangan. Dengan memipet sebanyak 0,1 mL cairan dari botol
pengencer dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar. Cairan sampel
disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelkas. Pada teknik ini
sterilisasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan alkohol dan kemudian
dipanaskan sehingga alkohol terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum
digunakan untuk menyebarkan cairan sampel pada permukaan agar.
- Cara
pengucilan suatu sel
Cara
ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian
banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat semacam ini tidak
mudah untuk menggunakannya. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada
suatu mikromanipulator.
- Cara
inokulasi pada hewan
Metode
ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh didalam
tubuh seekor hewan.
Langkah inokulasi (penanaman) pada mikroba:
-
Menyiapkan Ruangan
Ruang tempat inokulasi harus
bersih, dan bebas angin. Dinding ruang yang basah meyebabkan butir-butir debu
menempel
-
Pemindahan dengan
Kawat Inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau nikrom, ujung kawat
boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm
-
Pemindahan dengan
Pipet
Cara ini biasa dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau
penyelidikan susu (cara pengenceran) (Waluyo, 2010).
Ada 4 fase kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu:
-
Fase lag/adaptasi
Jika mikroba
dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan
kondisi lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
a.
Medium dan
lingkungan pertumbuhan
Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.
b.
Jumlah inokulum
Jumlah awal sel
yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa
sebab, misalnya: (1)kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium
yang kandungannuriennya terbatas, (2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru
dengan komposisi sama seperti sebelumnya.
- Fase log/pertumbuhan
eksponensial
Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan
konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi
oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi
lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara.Pada fase ini mikroba membutuhkan
energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling
sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan
populasi menurun dikarenakan :
a.
Nutrien di dalam
medium sudah berkurang
b. Adanya hasil
metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
- Fase stationer
Pada fase ini
jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel
yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap
membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan
mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan
ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
- Fase kematian
Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami
kematian karena beberapa sebab yaitu:
a. Nutrien di dalam medium sudah habis
b. Energi cadangan di dalam sel habis
c. Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis mikroba
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme:
-
Suhu
Sebagian besar bakteri
tumbuh optimal pada suhu tubuh manusia. Bakteri di golongkan menjadi tiga
bagian besar berdasarkan perbedaan suhu tumbuh, yaitu : hidup di udara dingin,
pada suhu 15 – 200C (psikrofilik), hidup di udara bersuhu sedang,
pada suhu 25 – 400C (mesofilik) dan hidup di udara panas, suhu 50 –
600C (termofilik).
-
pH
Derajat keasaman (pH), pengaruh
pH terhadap pertumbuhan tidak kalah pentingnya dari pengaruh temperatur.Ada pH
minimum, pH optimum, dan pH maksimum. Rentang pH bagi pertumbuhan bakteri
antara 4 – 9 dengan pH optimum6,5 – 7,5. Jamur lebih menyukai pH asam, rentang
pH pertumbuhan jamur dari 1 – 9 dan pH optimumnya 4 – 6. Selama pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau turun,
bergantung kepada komposisi medium yang diuraikan. Bila ingin pH konstan selama pertumbuhan harus diberikan larutan penyangga atau
buffer yang sesuai dengan media
dan jenis mikroorganisme.
-
Kelembaban
(kebutuhan Oksigen)
Kebutuhan oksigen, oksigen tidak
mutlak diperlukan mikroorganisme karena ada juga kelompok yang tidak memerlukan
oksigen bahkan oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan. Mikroorganisme terbagi atas
empat kelompok berdasarkan kebutuhan akan organisme, yaitu mikroorganisme aerob yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses respirasi.
Mikroorganisme anaerob adalah
mikroorganisme yang tidak memerlukan O2 karena oksigen akan
membentuk H2O2 yang bersifat toksik dan meyebabkan kematian.
Mikroorganisme anaerob tidak memiliki enzim katalase yang dapat menguraikan H2O2
menjadi air dan oksigen. Mikroorganisme
fakultatif anaerob adalah
mikroorganisme yang tetap tumbuh dalam lingkungan kelompok fakultatif anaerob.
Mikroorganisme mikroaerofilik adalah
mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas karena jumlah
oksigen yang berlebih akan menghambat kerja enzim oksidatif dan menimbulkan kematian.
Salinitas, berdasarkan
kebutuhan garam (NaCl) mikroorganisme dapat dikelompokkan menjadi :
a.
Non halofil
b.
Halotoleran
c.
Halofil NaCl
(10-15%)
d. Halofil ekstrim
Bacillus merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida maupun untuk penanganan limbah. Suhu opimum Bacillus sp antar 25-350C (Hidayat, 2006). Bacillus merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, beberapa spesies bersifat aerob obligat dan bersifat anaerobik fakultatif, dan memiliki endospora sebagai struktur bertahan saat kondisi lingkungan tidak mendukung. Bentuk spora (endospora) Bacillus bervariasi bergantung pada spesiesnya. Endospora ada yang lebih kecil dan ada juga yang lebih besar dari pada diameter sel induknya. Pada umumnya sporulasi terjadi bila keadaan medium memburuk, zat-zat yang timbul sebagai pertukaran zat yang terakumulasi dan faktor luar lainnya yang merugikan
Saccharomyces
cerevisiae merupakan khamir yang paling popular dalam pengolahan makanan. Khamir ini telah
lama digunakan dalam industri wine dan bir. Dalam bidang pangan, khamir ini
digunakan dalam adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti (Hidayat, 2006).
Khamir ini melakukan reproduksi vegetative dengan membentuk tunas. Sel berbentuk ellipsoid atau silindir. Dapat membentuk pseudohifa tetapi hifa tidak besepta. Askospora berbentuk ellipsoid pendek dengan dinding halus, biasanya satu sampai empat, kadang lebih, peraskus. Khamir ini tidak mampu tumbuh pada nitrat sebagai satu-satunya sumber nitrogen (http://id.wikipedia.org).
1.3. Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan: - Autoklaf - Beakerglass - bunsen - cawan
petri - inkubator - kapas
- kawat
ose - mikroskop - tabung
reaksi - Deckglass - kaca preparat - mikroskop |
B. Bahan
yang digunakan - Aquadest - kaldu
nutrisi steril - nutrisi
agar steril - toge
agar steril |
1.4. Prosedur Percobaan
A.
Penangkapan
mikroorganisme
1.
Penangkapan
mikroorganisme dari udara
- Menyediakan
nutrisi agar steril dalam cawan petri, dibiarkan terbuka selama 30 menit, lalu
menutup cawan petri dan menulis statusnya.
- Menginkubasi
selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu
30 (posisi cawan petri terbalik)
- Mengamati pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikroskopi.
2.
Penangkapan
mikroorganisme dalam air tanah
- Menyediakan
nutrisi agar steril dalam cawan petri, lalu menutup cawan petri, dan menulis
statusnya
- Membiarkan
air kran terbuka dengan aliran besar selama 1-2 menit, lalu ditutup. Kemudian
mulut kran di bakar dengan api spiritus
- Membuka
sedikit cawan petri, lalu meneteskan sedikit air dari mulut kran yang sudah
dibakar, diratakan dengan spatel bengkok, lalu tutup cawan petri
- Menginkubasi
selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 300C(posisi
cawan petri terbalik)
- Mengamati
pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikroskopi.
3.
Penangkapan mikroorganisme
dari telapak tangan
- Menyediakan
nutrisi agar steril dalam cawan petri. Tutup cawan petri. Bagi cawan petri
menjadi 4 bagian, menuliskan
statusnya dibalik cawan petri (bagian 1,2,3,4)
- Bagian
1, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan sebelum dicuci, cawan petri
dibuka sedikit
- Bagian
2, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kanan setelah dicuci, cawan
petri dibuka sedikit
- Bagian
3, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri sebelum dicuci, cawan petri
dibuka sedikit
- Bagian
4, menempelkan telapak tangan ibu jari sebelah kiri setelah dicuci, cawan petri
dibuka sedikit
- Menginkubasi
selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 300C
(posisi cawan petri terbalik)
- Mengamati
pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikroskopi.
B. Isolasi
jasad renik I
- Menyediakan toge agar steril dalam cawan petri
- Mengambil
suspense campuran dengan menggunakan kawat ose steril dan menggoreskan ke
permukaan media
- Menginkubasi
selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 300C
(posisi cawan petri terbalik)
- Mengamati
pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikroskopi.
C. Isolasi
jasad renik II
- Menyediakan toge agar steril dalam cawan petri
- Mengambil
sampel organisme dari isolasi jasad renik I
dan menggoreskan pada media agar steril yang baru
- Menginkubasi
selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu300C (posisi
cawan petri terbalik)
- Mengamati
pertumbuhan mikroorganisme secara makro dan mikroskopi.
D. Pemindahan
biakan ke media padat
- Menyediakan
toge agar steril dan menyiapkan 2 tabung reaksi
- Mengisi
tabung 1 dengan toge agar steril sampai ¼ dari tabung reaksi, mendiamkan tabung
reaksi dengan posisi horizontal sampai media padat, kemudian menggoreskan
dengan mikroba isolasi II sebanyak
2-3 kali penggoresan.
E.
Pemindahan biakan ke
media cair
- Mengisi
tabung reaksi 2 diisi dengan kaldu nutrisi steril sampai ½ tabung reaksi, mendiamkan tabung reaksi
dengan posisi vertikal sampai media dingin, kemudian mengambil mikroba hasil
isolasi tadi dengan menggunakan kawat ose 2-3 mata ose. Lalu menutup tabung
reaksi dengan kapas
- Menginkubasi kedua tabung reaksi 24-48 jam dengan suhu 300C
-
Mengamati pertumbuhan
mikroorganisme secara makro dan secara mikroskopi.
1.5. Kesimpulan
-
Pada percobaan
udara, air tanah, telapak tangan didapatkan mikroorganisme yang berbentuk bulat
dan berwarna hitam, jadi dapat disimpulkan bahwa mikrobanya adalah Saccharomyces cerrevisiae dan Bacillus subtilus.
- Didapatkan kultur murni dari suspense campuran yang berbentuk spora bulat dan berwarna hitam, jadi dapat disimpulkan bahwa mikrobanya adalah Aspergillus niger dan batang berwarna hitam, jadi dapat disimpulkan bahwa mikrobanya adalah Bacillus subtilis.