Konnichiwaaaa, yo kali ini minzo (panggilan admin zero) mau share terkait praktikum yang ada sewaktu kuliah teknik kimia. untuk yang pertama ada praktikum mikrobiologi, #VIRUSTEAM, hahaha berasa nostalgia. untuk yang ketujuh ada dari BAB Fermentasi Alkohol nih sob. langsung aja yukkkk
7.1.
Tujuan
Percobaan
- Mengetahui cara pembuatan
alkohol dengan proses fermentasi dengan bantuan khamir Saccharomyces Cerevicae.
-
Menentukan kadar alkohol
hasil fermentasi.
7.2.
Tinjaun
Pustaka
Fermentasi merupakan proses terjadinya
pemecahan zat-zat organik secara aerob dan anaerob, penguraian dapat terjadi
dari komplek menjadi sederhana dan sebaliknya dengan bantuan mikroorganisme
sehingga menghasilkan energi (Afrianti, 2013).
Jenis-jenis
fermentasi:
-
Fermentasi alkohol
Fermentasi
alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol)
dan karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces Cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau
minuman keras.
-
Fermentasi asam laktat
Fermentasi
asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika
kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat. Di dalam sel
otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan.
-
Fermentasi asam cuka
Merupakan
suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. fermentasi ini
dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter
Aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar
dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob (Wikipedia,
2014).
Faktor
yang mempengaruhi fermentasi:
-
Media Fermentasi
Komposisi media dan kondisi lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan proses fermentasi. Media harus mengandung nutrien (zat gizi) untuk pertumbuhan, sumber energi, penyusunan substansi sel dan biosintesis produk fermentasi
-
Mikroorganisme
Mikroorganisme
tersebut harus mampu tumbuh pada substrat dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan, mikroorganisme harus mampu mengeluarkan enzim-enzim penting yang
dapat melakukan perubahan yang dikehendaki secara kimia.
-
Oksigen
Tersedianya oksigen tergantung pada tujuan
dari fermentasi. Fermentasi bersifat aerob, mikroorganisme tumbuh membutuhkan
oksigen. Fermentasi bersifat anaerob, mikroorganisme tumbuh tidak membutuhkan
oksigen.
-
Suhu
Suhu berpengaruh bagi pertumbuhan
mikroorganisme, pada suhu di atas 60°C.
-
pH
Pada waktu mikroorganisme mensintesis
produk metabolit, pH substrat dapat mengalami perubahan karena hasil metabolit
mungkin sangat alkali atau asam. Perubahan pH tidak disukai oleh mikroorganisme,
karena dapat mengganggu pertumbuhannya dan pada gilirannya dapat mempengaruhi
pembentuk produk (Afrianti, 2013).
Bahan
baku dan komposisi yang akan digunakan pada proses fermentasi:
-
Konsentrasi gula yang
ditambahkan : 9% (90
gr/L)
-
Hasil khamir atas dasar
gula yang dikonsumsi : 50%
-
Volume fermentor :
2200 L
-
Produktivitas khamir : maks
70 kg/m3/jam
-
Jam operasi :
5670 jam/th
-
Kapasitas khamir :
maks 92,4 ton/th dengan kadar air
4%.
Syarat
bahan baku yang baik:
-
Mudah untuk tumbuh
-
Tahan alkohol dan gula
tinggi, efisien dalam mengubah karbohidrat menjadi alkohol
- Suhu pertumbuhan maksimum adalah 90ºC dan tidak banyak berubah karena adanya perubahan pH, suhu, dan tekanan osmose (Hidayat, 2006).
Jenis-jenis
fermentor:
A. Berdasarkan
proses penyebaran organisme dan media dalam bejana:
-
Reaktor dengan agitasi
internal
Merupakan bioreaktor yang
paling lazim digunakan di bebagai industri fermentasi. Grup ini termasuk stirred tank reactor
-
Bubble
Column Bioreactor
Merupakan bioreaktor
paling sederhana. Terdiri dari tabung panjang dengan beberapa sparger di bagian
dasarnya
-
Loop
Reactor
Merupakan column biorector di mana percampuran dan
sirkulasi diinduksi dengan alat-alat tertentu.
B. Berdasarkan
penggunaan alat:
-
Air
lift loop reactor
-
Pro
peller’loop reactor
- Jet loop reactor (Afrianti, 2013).
Fermentasi etanol, juga disebut
sebagai fermentasi alkohol, adalah proses biologi dimana gula
seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa diubah menjadi
energi seluler dan juga menghasilkan etanol dan karbon dioksida sebagai
produk sampingan. Karena proses ini tidak membutuhkan oksigen,
melainkan khamir yang melakukannya, maka fermentasi etanol
digolongkan sebagai respirasi anaerob (Wikipedia,2014).
Fungsi
bahan yang digunakan saat praktikum:
-
Amonium Sulfat ((NH4)2SO4)
berfungsi sebagai pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi sebagai
produk sampingan
-
Asam Sulfat (H2SO4)
ini bertujuan untuk mengasamkan garam dan menghasilkan asam yang lebih lemah (mengatur
pH)
-
Saccharomyces
Cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena
Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memcah glukosa
menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen,
Saccharomyces juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi
karbon dioksida dan air
-
Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
berfungsi sebagai oksidator maupun
katalis (Wikipedia, 2014)
-
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
berfungsi sebagai titran (bahan baku sekunder pada proses titrasi di dalam
buret) (Underwood, 1994)
-
Kalium Iodida (KI)
berfungsi sebagai indikator (Wikipedia, 2014).
Syarat-syarat
mikroorganisme yang baik:
-
Mikrobia harus mampu
tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan lingkungan yang cocok dan mudah
untuk dibudidayakan dalam jumlah besar
-
Organisme harus memiliki
kemampuan untuk mengatur ketahanan fisiologis dalam kondisi dan menghasilkan
enzim-enzim esensial
-
Kondisi lingkungan yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan produksi maksimum secara komparatif harus
sederhana (Desrosier, 1988).
Biasanya dalam proses fermentasi alkohol digunakan khamir murni Saccharomyces Cerevisiae. Strain dari S. Ellipsoides juga sering digunakan. Khamir ini dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Pada prinsipnya reaksi dalam proses pembuatan alkohol dengan fermentasi adalah sebagai berikut:
C6H12O6
menjadi 2
C2H2O5 + CO2
Jika
digunakan disakarida seperti sakarosa, reaksinya adalah sebagai berikut:
Reaksi hidrolisis reaksi fermentasi sama
seperti penggunaan monosakarida.
C12H22O11 + H2O menjadi 2 C6H12O6
Ada
berbagai faktor yang mempengaruhi kehidupan ragi (Sacharomycess Cerevisae), yaitu:
A. Nutrisi
(Zat Gizi)
Dalam kegiatannya khamir memerlukan
penambahan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:
-
Unsur C, ada faktor
karbohidrat
-
Unsur N dengan penambahan
pupuk yang mengandung nitrogen, misal urea, ZA, amonia, dan sebagainya
-
Unsur P, dengan
penambahan pupuk fosfat, misal NPK, TSP, DSP, dan sebagainya
-
Mineral-mineral
-
Vitamin-vitamin.
B. Keasaman
(pH)
Untuk fermentasi alkohol, khamir
memerlukan media dengan suasana asam, yaitu sntara pH 4,8-5,0. Penambahan pH
dapat dilakukan dengan penambahan asam sulfat jika substratnya alkalis atau
dengan natrium bikarbonat jika substratnya asam.
C. Suhu
Suhu yang ooptimum untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan adalah 28ºC-30 ºC. Pada waktu fermentasi terjadi kenaikan
panas, karena reaksinya eksoterm.
D. Udara
fermentasi alkohol berlangsung secara anaerobik (tanpa udara). Namun, udara diperlukan pada proses pembibitan sebelum termentasi untuk perkembangbiakan khamir tersebut (Hidayat, 2006).
Bioetanol merupakan etanol yang berasal dari sumber hayati, misalnya tebu, ubi kayu, garut, jerami, dan bonggol jagung. Bahan baku pembuatan bioetanol terdiri dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa dan selulosa. Penggunaan pati sebagai bahan baku industri sangat luas diantaranya pada industri makanan, tekstil, kosmetika, bioetanol dan lain-lain.
Talas mempunyai variasi yang besar baik karakter morfologi seperti umbi, daun dan pembungaan serta kimiawi seperti rasa, aroma dan lain-lain. Tanaman talas bentul (Colocasia Esculenta L.) mempunyai nama lain, diantaranya nama Inggris yaitu Taro, Old Cocoyam, Dasheen, Eddoe. Nama Prancis adalah Taro. Dan di Indonesia dikenal dengan nama bentul, talas, keladi. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang basah. Temperatur 25–30 ºC dan kelembaban yang tinggi memperbaiki pertumbuhan. Tanaman ini dapat mentoleransi bayangan/tempat teduh dan menjadi ditanam tanaman selingan pada pertanian.
Proses
pembuatan bioetanol terjadi dalam tiga tahap:
-
Tahap pertama: persiapan
bahan baku, yang berupa proses hidrolisa pati menjadi glukosa.
-
Tahap kedua: berupa
proses fermentasi, merubah glukosa menjadi etanol dan CO2.
-
Tahap ketiga yaitu
pemurnian hasil dengan cara destilasi.
Hidrolisa adalah suatu proses antara
reaktan dengan air agar suatu senyawa pecah terurai. Katalisator bisa berupa
asam maupun enzim yang biasa digunakan adalah asam klorida, asam nitrat dan
asam sulfat. Pemilihan ini didasarkan bahwa garam yang terbentuk setelah
penetralan hasil merupakan garam yang tidak berbahaya yaitu garam
dapur.
Pati yang terkandung dalam tepung talas dapat diubah menjadi alkohol, melalui
proses biologi dan kimia (biokimia). Pati hidrolisis glukosa fermentasi alkohol . Untuk mengubah pati menjadi gula diperlukan proses hidrolisa melalui reaksi sebagai berikut:
(C6H10O5)n + nH2O Hidrolisis n(C6H12O6)
(Polisakarida) (Glukosa)
Cara
membuat fermentasi bioetanol dari umbi talas:
-
Umbi talas terlebih
dahulu dibuat tepung dengan cara menghaluskan talas menggunakan gilingan
-
Dikeringkan dengan
bantuan sinar matahari sampai menjadi tepung talas.
-
Tepung talas kering
selanjutnya digunakan pada reaksi hidrolisa dengan katalis enzim alpha amylase
pada pH 6.9 suhu 80ºC.
-
Katalis enzim Glucoamylase pada pH 4.8 suhu 55ºC
untuk menghasilkan glukosa.
-
Hidrolisa pati talas
difermentasi menggunakan fermentor sederhana
-
Sebelum fermentasi
dilakukan sterilisasi alat dan sterilisasi media menggunakan Autoklaft.
-
pH glukosa diatur dengan
penambahan larutan NaOH sesuai variabel kemudian diambil masing-masing 50 mL
sebagai starter.
-
Starter ditambahkan
nutrisi urea 10 gram dan yeast Sacharomyces
Cereviseae dengan konsentrasi 10 gr/L media.
-
Starter dimasukkan
kedalam 500 mL media yang berada dalam Erlenmeyer yang dilengkapi dengan selang pengambilan
sampel dan selang pengeluaran CO2.
-
Setelah 4 hari proses fermentasi
dihentikan dan dilanjutkan dengan distilasi pada suhu 80ºC untuk memurnikan etanol
selanjutnya dikeringkan dengan metode adsorbsi menggunakan ads.
Pada
proses fermentasi diperlukan waktu ± 24 jam untuk menghasilkan etanol optimum
yang ditandai dengan kadar glukosa yang mendekati nol. Karena mikroba hidup dan
berkembang pada kondisi tertentu dan spesifik, maka perlu pengkondisian,
seperti pH, suhu, kadar media, yeast dan nutrien agar didapatkan etanol maksimum.
Destilasi dilakukan pada suhu didih etanol yaitu 78–80ºC (Retno Dkk, 2009).
7.3.
Alat
dan Bahan
A.
Alat B.
Bahan
-
Autoklaf - Aquadest
(H2O)
-
batang pengaduk - asam sulfat (H2SO4)
-
botol gelap - indikator
amilum (C6H10O5)
-
kompor listrik - kalium dikromat (K2Cr2O7)
-
buret - kalium
iodida (KI)
-
Erlenmeyer - khamir Sacharomyces
Cereviceae
-
Incubator - natrium tiosulfat (Na2S2O3)
-
kaca arloji -
poliamonium
sulfat ((NH4)2SO4)
-
kertas pH
-
pipet tetes
-
pipet volume
-
saringan
-
Shaker Waterbath
-
statif
-
timbangan digital
-
Thermometer
-
klem
7.4.
Prosedur
Percobaan
A.
Pembuatan Starter
-
Mencampurkan 117 gram
gula dan 500 mL aquadest diaduk sampai larut dan disterilkan dalam Autoklaf
-
Menambahkan 12,5 gram (NH4)2SO4
kedalam campuran dan diaduk sampai larut
-
Mengatur pH 4-5
-
Menginokulasi dengan Saccharomyces Cerevicae 10 mL
-
Sebelum diinkubasi
menimbang campuran (a) dan catat hasil timbangan
-
Menginkubasi campuran
dengan plastik berlubang
- Setelah diinkubasi 24-48 jam ditimbang campuran (b) dan catat hasil timbangan.
B.
Fermentasi Alkohol
-
Mencampurkan 117 gram
gula dan 500 mL aquadest diaduk sampai larut dan disterilkan dalam Autoklaf
-
Menambahkan 12,5 gram (NH4)2SO4
kedalam campuran dan diaduk sampai larut
-
Mengatur pH 4-5 dengan
menggunakan H2SO4
-
Larutan campuran
ditambahkan starter 10% (50 mL)
-
Menutup dengan plastik
berlubang, memasukkan kedalam shaker
sampai terjadi kenaikkan suhu
-
Mengeluarkan dari shaker, mengaerasi pada suhu 25-30 ºC
dengan menutup plastik tanpa lubang selama 30-70 jam.
C.
Menentukan Kadar Alkohol
Hasil Fermentasi
-
Menyaring hasil
fermentasi
-
Menimbang 1,7 gram K2Cr2O4
dan melarutkan dalam aquadest sampai 100 mL
-
Menimbang 0,69 gram Na2S2O3
dan melarutkan dalam aquadest sampai 100 mL
-
Menimbang 1,7 gram KI dan
melarutkan dalam aquadest sampai 100 mL
-
Mengambil 10 mL alkohol
hasil fermentasi yang telah disaring dan dimasukkan kedalam erlenmeyer
-
Menambahkan 8 mL larutan
K2Cr2O4 dan mengaduk hingga homogen lalu
ditambahkan 0,5 mL H2SO4 pekat
- Memanaskan larutan
sekitar 10 menit agar terjadi oksidasi etanol menjadi asam asetat kemudian
didinginkan larutan tersebut
- Menambahkan larutan KI sampai volume 100 mL kemudian dimasukkan kedalam botol gelap dan disimpan pada tempat gelap selama 5 menit
- Menitrasi larutan diatas yang terbentuk dengan larutan Na2S2O4 dengan indikator amilum.
- Mencatat volume titrasi.
7.5.
Kesimpulan
- Pada fermentasi alkohol, pengubahan glukosa menjadi alkohol dapat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces Cereviceae karena khamir murni dari strain Sacharomyces Cereviceae dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2.
- Kadar alkohol dalam fermentasi alkohol adalah 0,000104%.
selesai, semoga bisa membantu ya sobat. Jangan lupa tetap jaga prokes!!!
0 Comments